Ingin Jadi Ahli Komputer Meski Difabel

 
Rembang-Abdul Khalim (17th) siswa kelas 12 jurusan rekayasa perangkat lunak (RPL) SMK Umar Fatah Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang, sedikitpun tak menggubris ejekan teman sekolahnya atas kondisi difabel yang melekat padanya. Niatnya menjadi ahli komputer tak pernah surut meski hanya memiliki 3 jari, masing-masing satu di tangan kanan dan dua di tangan kiri.
Pelajar yang tinggal di kawasan RT 2-RW 2 Desa Sendangmulyo Kecamatan Kragan itu pada Kamis (5/2) diuji ketrampilannya dalam pengetahuan komputer, khususnya dalam menangani perangkat kerasnya. Bertepatan dengan launching Axioo Class Program di SMK UFA oleh pihak sponsor PT Mabito Karya Indonesia, 
Abdul Khalim ternyata berhasil menyelesaikan tantangan membongkar laptop merk Axioo dalam waktu 20 menit, sedangkan tenaga terampil dari perusahaan bersangkutan yang berkondisi normal membutuhkan waktu lebih.
Sebagai apresiasi kepada siswa difabel yang bertalenta luar biasa tersebut, Timmy Theopelus selaku Direktur Program ACP dari PT Mabito Karya Indonesia langsung memberikan penghargaan kepada Abdul Khalim. Pertama diberikan satu unit laptop untuk peningkatan pembelajaran, kedua yaitu terpilih sebagai coach trainner perusahaan dmimana ke depan akan menjadi instruktur perakitan produk Axioo baik di sekolah sendiri maupun sekolah lain dan ketiga difasilitasi memperoleh sertifikasi berstandar internasional yang dibutuhkan sesuai dengan kompetensi yang dimilki sehingga setelah lulus nanti berstatus tenaga ahli. 
Sementara itu Abdul Khalim menjelaskan sejak mengenal dunia pendidikan selalu menempuh ilmu di sekolah formal dan mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Dari kecil dirinya sangat tertarik dengan komputer sehingga bercita-cita menjadi tenaga ahli pada perangkat elektronik modern tersebut. Sebelum tertarik dengan komputer dan internet diakuinya cenderung ingin menjadi mekanik dan pernah magang di beberapa bengkel sepeda motor di Rembang.
Begitu keberadaan warnet merebak hingga kecamatan tempatnya tinggal, kesempatan menambah pengetahuan makin terbuka dan setiap hari selama sekira 3 jam selalu meluangkan waktu mencari tahu segala hal lewat internet. Lantaran ingin menyelaraskan dengan cita-citanya, Abdul Khalim selepas SMP memilih sekolah di SMK UFA dan mengambil jurusan rekayasa perangkat lunak. Kegemaranya berselancar di internet makin terbuka karena usai pulang sekolah semua siswa dibebaskan memanfaatkan laboratorium komputer maka hal itu tak disia-siakannya untuk menambah pengetahuan. 
Abdul Khalim menambahkan, satu hal yang paling didambakannya adalah tak ada lagi teman baik di dalam lingkup sekolah dan tempat tinggal yang mengejek atas kekurangan fisik yang ada pada dirinya. Karena tak seorangpun mau dan sedia dilahirkan dalam kondisi difabel, sedangkan kepada siapa saja yang mengalami kondisi serupa dengan dirinya diminta untuk tak patah semangat dan harus memiliki cita-cita yang mesti diperjuangkan untuk tercapai.

Comments

Popular posts from this blog

Pendakian Nganjuk : Puncak Limas,wilis,dan ngliman Sangat Indah Untuk Para Traveller

Pengertian Futsal

Wisata Nganjuk : Air Terjun Sedudo bikin awet mudo